Pesawat bergerak naik seperti biasa aman2 saja, tiada kendala apapun. Dalam perjalananpun tiada hal yang dapat membuat hati was-was.
Tapi ketika pesawat akan sampai ditujuan, ingin mendarat, bandara tidak kellihatan, karena tertutup awan tebal, pramugari sudah memberikan aba-aba pada penumpang dengan kata2 yg masih diingat oleh Achmad ” Kita adalah milik Tuhan dan akan kembali kepada-Nya”, seluruh penumpang kapal panik dan tegang, begitupun dengan Achmad, mulutnya terus berzikir karena mereka semua takut akan terjadi sesuatu dengan pesawat.
pesawat akhirnya memutar kembali mencari posisi aman untuk turun, ketika pesawat menukik lagi untuk turun, badan pesawat bergoyang hebat, sehingga barang-barang yg ada diatas berjatuhan, sungguh peristiwa yang sangat menegangkan, karena mereka semua sudah menyangka bahwa pesawat akan mengalami kecelakaan.
Ketika dalam keadaan yang sangat takut dan menegangkan, Hasan dan Husein berteriak-teriak membaca Sholawat dan puji-pujian kepada Rosulullah Saww, entah mengapa pesawat seperti ada yang menuntun menembus awan lalu terlihatlah bandara malang, pesawat dengan tenang mendarat.
Setelah pesawat mendarat dan semua penumpang akan turun, pilot keluar dari tempatnya mencari dan menanyakan “siapa tadi yang membaca Sholawat?” Hasan dan Husein tunjuk tangan “Saya pak!”, langsung pilot menghampirinya dan menyalaminya serta mengucapkan terima kasih, pilot itu berkata “tanpa kamu saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan pesawat ini”. Rupanya si pilot seorang muslim, jadi ia tau bacaan sholawat.
Cerita ini adalah kisah nyata yang belum lama terjadi, sengaja saya turunkan, untuk mengambil hikmah, bahwa bila dalam keadaan genting atau ketakutan yang amat sangat, kita bisa memanggil Allah dengan perantaraan Nabi-Nya, yaitu seorang yang dicintai oleh Allah. Seandainya ada yang tidak percaya dengan cerita ini, itu hak anda, tapi peristiwa ini memang benar-benar terjadi.
Sumber http://www.facebook.com/note.php?note_id=319707945214
Entah berapa lama saya tenggelam dalam do’a dan dzikir, tiba2 terasa guncangan dan suara gemuruh dalam pesawat, saya pikir pesawatnya mau meledak, hati saya makin kencang makin fasih menyebut nama Allah dalam setiap detak jantung dan setiap hembusan nafas. ech…ternyata pesawatnya berhasil landing dengan selamat. Tak kuasa saya menahan tangis kemudian penumpang disamping kiri saya dipeluk peluk sambil menangis.
Subhanallah, Allah telah menguji saya dan semua penumpang didalam pesawat itu dengan ketakutan dan ketegangan luar bisa. Berkat kepasrahan jiwa yang tulus, Allah menyelamatkan saya dan semua penumpang pesawat tersebut dari bahaya maut.
Setelah keluar dari pesawat semua penumpang kelihatan pucat mungkin masih syok, termasuk saya perasaan belm begitu pulih. Kemudian saya cari wartel, saya telepon ke perusahaan saya dan saya lapor belum sampai ketempat tujuan, saya ceritakan kronologisnya. Akhirnya saya disuruh nginap di Hotel Century Manado dengan guarantee perusahaan. Saya nginap dihotel tersebut tapi tak bisa tidur nyenyak entah kenapa. Rupanya ujian belum selesai, ditengah malam saya dikejutkan dengan guncangan yang hebat didalam hotel seperti mau roboh, ditengah malam terjadi gempa yang hebat. Mulai saat itu saya tidak tidur lagi sampai besok paginya sampai terbang lagi berangkat ke Ternate, dari Ternate terus nyambung naik boat nyebrang ke Halmahera, dari pelabuhan Sidang Oli ganti lagi naik rental car perjalanan darat sekitar 3 jam baru nyampe ketempat kerja. masya Allah, begitu melelahkan.