Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang
Jump!!!
Wednesday, July 26th, 2006
9 July 2006, St. Petersburg
Img_1958
Hari minggu, keluarga ini pun pergi ke liturgi di St. Petersburg. Bedanya liturgi di sini dibanding yang di Moskow, adalah ga ada Father John, sehingga yang mimpin adalah seorang pendeta muda bernama Father German.
Sehabis liturgi, Father German bilang bahwa dia berharap saya dan keluarga Father Lavr pergi ke kantor pusat mereka: sebuah flat di bangunan tua coklat di lingkungan yang berdebu, panas, dan sepi.
Perasaan kayak di film The Matrix muncul lagi. Tapi memang itulah tempatnya, ketika saya melihat tulisan di pintu utamanya: Russian Spiritual Centre. Di dalam, orang2 yang senyum2-sendiri itu muncul lagi. Kami langsung dijamu makanan yang sangat meyegarkan seabis jalan di St.Petersburg yang hari ini lebih panas dari Jakarta pun: 38 derajat Selsius.
Father German tiba2 masuk dengan jubah coklatnya. Dari matanya, terasa bahwa orang ini akan memberikan percakapan yang inspiring ke kamu. Father German duduk dan kita mulai ngobrol basa-basi tentang perjalanan, dalam bahasa Inggris, akhirnya. Hingga akhirnya, Father German pun bercerita tentang pertemuan luar biasanya dengan Syeikh Nazim al-Haqqani, pemimpin orde sufisme Naqshbandiyya di Cyprus. Yang sebetulnya, Master Yoda saya juga, hehe..
Suatu hari 2 tahun yang lalu, Father German dan Father Timothy bertualang ke Siprus untuk menemui sang master Sufi. Dengan susah payah: naik feri dari Turki, melewati gurun pasir, mencari2 rumah beliau di sebuah desa di tengah gurun, akhirnya mereka pun sampai di rumah sang Syeikh. Sebuah rumah sederhana di atas bukit yang dikelilingi kebun lemon, di sebuah desa in the middle of nowhere. Tapi ke situlah banyak orang2 berziarah, dari ulama2 setempat hingga para ’pencari’ dari sepenjuru benua.
Mereka berdua pun bertemu sang Syeikh, kata Father German selanjutnya, di teras depan rumah beliau. Sang Syeikh melihat mereka, membaca mereka. Pertama2 pada Father German, dan sekonyong2 berteriak ”Jump!!”
Father German bingung, jump? Lompat adalah hal terakhir yang dapat mereka bayangkan setelah perjalanan sulit sebelumnya. Para ulama bersorban kontan mengelilingi mereka, penasaran dengan yang terjadi. Syeikh Nazim masih melihat dengan matanya yang tajam, dan sekonyong2 berteriak lagi, ”Jump!!” Father German bingung, tapi kemudian, sebuah ilham mendatanginya. Hmm.. dia memaksudkan lompat yang lain..
”Maka lompatlah aku, Marina, di situ, di tengah2 ulama2 tua besar yang penasaran. Gila? Ya, tapi memang begitulah adanya. Kamu harus sedikit gila di hadapan Tuhan. Tidak mungkin tetap sadar dan dingin di hadapan KebesaranNya di atas. Seperti rayap2 yang gila akan sinar lilin dan ingin terbakar di dalamnya.”
Saya melongo terkesima, makanan2 dan mentega meleleh di antara kita, cuaca di luar masih sangat panas, tetapi ruang kayu itu tetap berpendar dalam kekaguman. ”Aku lompat karena ketika itu aku berpikir, apa yang diinginkan Syeikh Nazim bukan hanya lompat biasa, beliau ingin kami lompat menggapai ’surga’! Maka aku pun lompat, tapi Syeikh Nazim terus berteriak, ”Jump!! Higher!!” Aku lompat sekuat tenaga, tetap Syeikh masih belum puas. Spirit saya sudah lompat setinggi2nya, menggapai langit sedemikian rupa, tapi masih tetap belum cukup..”
”Hingga kemudian, aku berpikir lagi, apa yang kurang? Aku sudah lompat setinggi mungkin. Tapi kemudian, tiba2 aku sadar, saya masih bisa lompat lebih tinggi lagi.. Lompat sendiri belum lah cukup, aku harus.. lompat bersama semua orang di sini.. Sehingga kemudian, secara spirit aku pun berusaha membawa ulama2 di situ untuk lompat juga..! Lompat bersama ke surga! ”Jump!! Higher!!! Higher!!” Sang Syeikh masih berteriak. Aku pun hampir kehilangan kesadaran, lompat bersama spirit semua ulama yang ada di situ, berusaha menggapai langit..”
“Ck ck ck..” semua orang di dalam ruang kayu itu geleng2 dalam kekaguman.
“Akhirnya, sang Syeikh pun berhenti berteriak, dan beliau mengamatiku sambil mengangguk2, ”Hmm..” Beliau tiba2 berteriak kepada beberapa ulama yang ada di situ, ”You! You! Take their luggage!!” Bisakah kau bayangkan? Ulama2 besar2 yang terhormat itu tiba2 disuruh bawa koper?“
“Syeikh Nazim sering melakukan itu pada murid2nya, untuk mengetes ego mereka..“
”Ya, dan karena mereka ragu untuk melakukannya, Syeikh Nazim mulai menendang pantat beberapa dari mereka. Hahaha! ”Take their luggage! They are my grandsons!!” Benar2 seseorang yang ‘kuat’, seperti singa.”
”Ck ck ck,” hatiku kagum luar biasa.
“Kami pun tinggal di sana sekitar 1 minggu, hingga akhirnya kami pun membawa sebuah kabar kepada beliau. Bahwa pemimpin kami, Archbishop John, akan datang juga untuk mengunjungi beliau. Dan, di luar dugaan kami, semenjak kabar itu, Syeikh Nazim tidak henti2nya merasa gembira. Beliau berteriak2 sambil lompat2 kecil, ”Holy John! Holy John is coming to me!!”
“Really..?” saya geleng2 kepala tidak dapat membayangkan indahnya kisah ini.
“Ya. Karena ternyata, sekitar 20 tahun yang lalu, Syeikh Nazim pernah mendapat sebuah penglihatan, bahwa seorang Kristen akan datang kepadanya. Beliau berkata sudah banyak orang Kristen yang datang, tapi mereka bukanlah orangnya. Ini adalah hal yang sangat ditunggu2nya, karena well.. ini akan menjadi bagian dari..”
“Second coming of Christ.”
“Exactly. In the end of the days, Christ will come again into this world.”
“Muslim memang percaya itu.”
“ Ya. Di hari2 akhir, potensi yang ada di setiap manusia: kemurnian, enlightenment, Holy Grail, apapun kau memanggilnya, yang merupakan esensi dari Kristus sendiri, akan terbangkitkan lagi pada diri banyak orang. Kemurnian yang.. Father John sendiri, atau orde spiritualitas lain, usahakan untuk lahir dalam setiap muridnya.”
”Ck ck ck.. Lalu, ketika Father John akhirnya datang pada Syeikh Nazim, apa yang terjadi? Apa yang mereka bicarakan?” cerocos saya antusias.
”Oh.. they hardly speak at all..It was a.. Zen meeting..”
“Ceritakan pada saya, Father..”
“Itu adalah.. pertemuan dua garis besar. Dua sekolah mistik besar. Father John datang ke rumah Syeikh beberapa bulan selanjutnya, dan Syeikh Nazim sekonyong2 diam.. memperhatikan Father John.”
“Father John bertanya, ‘Kenapa Anda ngeliatin saya terus?’ dan sang Syeikh menjawab dengan galak, “I am reading you!!” Syeikh Nazim selalu memberikan tes ini kepada orang2 yang datang kepadanya, untuk mengetahui apakah orang itu adalah orang yang ditunggu2nya. Dan sepertinya, beliau telah menemukannya… Father John menjawab, “Bacalah saya, banyak orang melakukan itu tapi mereka tidak berhasil. Tidak ada apa2 dalam diri saya. I am empty.”
“Dan Syeikh Nazim pun sedikit terkejut dengan jawaban itu, beliau menjawab, “No, I am empty..!””
“I am empty too.. I am nothing..” jawab Father John lembut.
“ I am nothing too! I am empty!!” Syeikh Nazim masih menggebu2.
“ I am empty too.. I am.. crazy..” Father John sudah merasa sangat dekat dengan sang Syeikh.
“ I am crazy too! Hahaha.. We are both crazy!!” sang Syeikh kontan terkekeh2 pada orang2 di situ: ulama2 dan pendeta yang memenuhi ruangan itu, yang beberapa mengharapkan sebuah pembicaraan ’penting’ dan berbobot, tapi alas.. hanya dua orang ’gila’ di depan mereka.
”Dan begitulah sejak saat itu, mereka berdua duduk tidak terpisahkan, berpegangan tangan setiap saat. Seperti dua anak kecil bertemu sahabat yang sangat dicintainya. Father John suatu saat mempraktekkan doa praktikal kami di situ, dan Syeikh Nazim hanya dapat menyaksikan dengan mata berkaca2, “Oh..” Melihat entah apa mungkin turun dari langit..”
“I want to eat you! “ suatu saat sang Syeikh berkata. “Berarti kamu akan jadi Father John lain, hehehe..“ jawab Father John. “Berapa banyak pengikutmu yang dapat menelan dan mengapresiasimu sepenuhnya?? Berapa banyak pengikutmu yang tidak hanya mencintaimu tapi juga menjadi??“
(Seperti sebuah perkataan Zen: Instead of quoting the Buddha, be the Buddha! Even if you meet him in the street, kill him! (Dibandingkan menjadi keterikatan lain..))
Dan Father John pun kemudian akan menatap lekat2 dan memeluk Syeikh Nazim dengan erat, hampir menangis, ”Oh… God..God loves you so much ..!”
“Masya Allah..” saya cuma bisa geleng2 sepanjang cerita Father German. Keindahan tak terkatakan, ketika perbedaan pun bahkan tidak ada lagi. (Bagaimana bisa dikatakan berbeda, toh mereka hanya kekosongan..)
Saya ingat sebuah kisah lain, suatu hari di Jakarta ketika Syeikh Nazim datang ke sana pada tahun 2000, seorang murid dari Naqshbandiyya bertanya pada beliau di sebuah acara ceramah, ”Syeikh, bagaimana kita tahu di tingkatan mana kita berada? Kalau kita shalat ini dan itu, akan ada di mana kita? Jika kita melakukan ini atau itu, berapa tingkatan kita akan turun?” Dan dia terus berbicara dan bertanya tentang segala derajat dan posisi ini.. Hingga akhirnya, di akhir pertanyaan, jawaban Syeikh Nazim cuma satu, ”Kamu ini hamba tingkatan, atau hamba Tuhan?”
…..
”Kalau benar2 cinta, sembah aja Dia, peduli amat kamu siapa dan ada di mana kamu sekarang..”
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
email updates
Like us on facebook
Popular Posts
-
Hampir seluruh waktu Habib Abdurrahman Bilfaqih dipergunakan dijalan dakwah dan mengajar di pesantren. Memang buah jatuh tidak...
-
Pagi itu keluarga Achmad akan berangkat ke malang, naik pesawat terbang, mereka berempat, ayah, istri dan dua anaknya(Hasan dan Husei...
-
Orong-orong Senin, 12 Oktober 2009 Karomah KH. Asrori Al-Ishaqi Tergelitik hati untuk menuliskan tentang pengalaman pribadi, bagaimana ...
-
Ditulis oleh arif di/pada 14 April 2009 KH. ACHMAD SHIDDIQ Kehidupan KH. Achmad Siddiq KH. Achmad Shiddiq yang nama kecilnya Achmad ...
-
Dalam kesehariannya, kehidupan Kyai Ahmad Muzakki Syah sangat bersahaja. Dia tidak pernah menonjolk...
-
Pimpin Doa dengan Infus di Tangan RIBUAN orang menangis histeris. Ini terjadi ketika jenazah Hadratus Syekh KH Ahmad Asrori Al-Ishaqi ...
-
Majelis Rasulullah memulai da’wahnya pada tahun 1998. Saya pernah mendengar istilah mantan HT, mantan JT, mantan PKS, mantan PDIP, mantan pa...
-
Dari buku : The Naqshbandi Sufi Way, History Oleh : Syaikh Muhammad Hisham Kabbani, 1995 Beliau dilahirkan di Larnaca, Siprus, pada h...
-
KAROMAH ABAH ANOM MENYADARKAN TANTANGAN KIAI SAKTI PILIH TANDING Diterima dari mantan ketua Yayasan Pondok Pesantren Suryala...
-
The lover's food is the love of the bread; no bread need be at hand: no one who is sincere in his love is a slave to existence. Love...
Blog Archive
-
2009
(57)
- Oktober (21)
-
November
(36)
- Pengantar Syekh Nazim Adil al-Haqqani qsAtas Kemul...
- Nasihat Mawlana kita yang tercinta, Sheikh Nazim A...
- Perubahan yang Kita Butuhkan
- Shuhba Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani QS
- Laylatul Raghaib
- Karomah KH Ahmad Muzzaki Syah
- Karomah syehk Kholil Bangkalan
- Jabal Rahmah
- Karomah Habib Munzir Al Musawwa
- Kyai Musyafa'
- Kyai Abdul Hamid
- Minta izin Poligami
- Sudah Wafat, Masih Bangun Pesantren
- Kemakrifatan Kyai Abdul Hamid Pasuruan
- Sampai Cara Meludah pun Berarti
- Halus Saat Mengingatkan
- Yang Enak Untukku, dan Yang Tidak Enak Untukmu
- KAROMAH
- ABU TOLHAH RA
- MENGENANG SANG WALI QUTUB (ABUYA DIMYATI)
- KISAH PENGALAMAN WALI ALLAH
- Hanzhalah bin Abu Amir Pejuang Islam yang Dimandik...
- MUS’AB BIN UMAIR
- FATIMAH AZ ZAHRA
- WALI WAFAT DI HADAPAN PARA WALI
- Biografi KH. Hamid Pasuruan
- KH. ACHMAD SHIDDIQ
- KH. Abdul Kholik Hasyim, Kyai Pendekar
- Cerita dari jamaah tentang Keajaiban di Majelis Ra...
- Biografi Al-Habib Abdurrahman Bil Faqih
- Kisah nyata Keajaiban Sholawat
- K A R O M A H MURSYID THORIQOH QODIRIYYAH WAN NAQS...
- Pidato Syekh Nazim Adil al-Haqqoni di Pesantren Th...
- Karomah KH. Asrori Al-Ishaqi
- Kenangan KH Ahmad Asrori Al-Ishaqi
- Jump!!!
© Attar Van Rumy 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool
Tidak ada komentar :
Posting Komentar